PALANGKA RAYA - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kalimantan Tengah (Kalteng), Eldoniel Mahar, menilai kelayakan calon Walikota dan Wakil Walikota Palangka Raya kedepan harus memiliki kreteria yang dapat membangun baikpun itu SDM masyarakatnya.
Edon sapaan sehari - hari ini perlu memberikan ide - ide dan buah pemikiran yang baik untuk kebaikan kota "Cantik" ini, dan kemajuan ekonomi serta kesejahteraan warganya.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies untuk Semua
|
"Maraknya figur yang bermunculan dalam bursa calon Walikota Palangka Raya, menarik perhatian untuk turut memberikan sumbang saran pemikiran (bagi masyarakat) dalam memilih pemimpin, " kata politisi PSI Kalteng ini, Eldoniel Mahar, (19/04).
Menurutnya, sedikitnya, ada dua hal mendasar yang (tentu) diinginkan dan dibutuhkan oleh warga kota yang tinggal bermukim di Palangka Raya, Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah tercinta ini, yaitu:
Pertama, lingkungan Indah, Nyaman, dan Aman.
Sebagaimana sebutannya, kota cantik Palangka Raya, seyogyanya bisa diatur, dibuat, diciptakan menjadi tempat hunian yang sepenuhnya indah, nyaman dan aman (bukan sekedar julukan) bagi warganya maupun warga yang datang berkunjung ke kota ini.
Kedua, peningkatan Kesejahteraan.
Keberadaan kota Palangka Raya (sebagai ibu kota provinsi) seharusnya dapat diupayakan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang memiliki efek ganda (multiplier effect) yang berkontribusi mendorong peningkatan kesejahteraan warganya.
Jadi, dengan kata lain, demi memenuhi kebutuhan mendasar warganya, yaitu kelayakan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan, kota Palangka Raya semestinya dibuat dan diupayakan agar menjadi tempat pemukiman yang indah, nyaman, aman, serta bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Untuk itu, Walikota Palangka Raya mendatang setidaknya harus memiliki kriteria, kemampuan dan wawasan, " ungkap cucu Mahir Mahar, pendiri Provinsi Kalteng ini menyampaikan.
Adapun kreteria yang diharapkan, mampu meningkatkan anggaran pendapatan (pemasukan) pemerintah kota Palangka Raya, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimilikinya, misalnya dengan mengusahakan berbagai aset yang ada, agar dapat menjadi sumber peningkatan penerimaan.
Mampu mengalokasikan dan memanfaatkan seluruh anggaran pendapatan tersebut seoptimal mungkin, agar penggunaannya selalu efektif tepat sasaran sesuai kebutuhan, serta efisien tak terjadi pemborosan maupun kebocoran.
Selanjutnya, kemampuan meningkatkan dan mengelola pendapatan tentu akan menambah ketersediaan kecukupan dana untuk memperindah wajah Palangka Raya secara berkesinambungan dan menyeluruh agar menjadi tempat hunian yang sepenuhnya indah dan nyaman bagi warganya, melalui pembangunan berbagai infrastuktur kota, dilengkapi sarana pemeliharaan yang memadai, agar selalu terawat dengan baik.
Disamping itu, kemampuan meningkatkan dan mengelola pendapatan yang berorientasi pada penambahan ketersediaan kecukupan dana, tentu bisa dimanfaatkan untuk secara intensif melibatkan aparat terkait guna bersama sama mengambil berbagai langkah terobosan yang dapat menciptakan rasa aman bagi warganya, misalnya melalui berbagai program kegiatan bersama (dan berkelanjutan) antara aparat keamanan dan warga di lingkungan setingkat RT/RW di seluruh kota Palangka Raya.
Kemudian, terciptanya situasi kondisi yang serba indah, nyaman, aman, tentu akan mendukung, mempermudah, memampukan walikota membuat berbagai terobosan strategis guna mendorong pertumbuhan ekonomi, misalnya menyelenggarakan berbagai kegiatan 'menjual' kota Palangka Raya untuk menarik minat dan modal para pelaku usaha terkait bisnis yang bisa dikembangkan, dan berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Hal penting lain yang harus dimiliki oleh Walikota mendatang adalah, sikap yang siap menjalani prinsip 'bekerja dengan hati' yaitu memelihara menjaga kota Palangka Raya sebagaimana layaknya (seakan akan) memelihara menjaga aset harta pribadi, serta memperlakukan warga kota ini sebagaimana layaknya memperlakukan anggota keluarga sendiri, " terangnya kembali.
Hal terakhir namun tak kalah penting (last but not least) adalah sang calon kepala wilayah, baik tingkat kabupaten/kota pun provinsi di daerah ini, sebaiknya telah bermukim cukup lama di wilayah yang bakal dipimpinnya, sehingga betul betul mengenal serta memahami berbagai karakteristik dan aspek yang ada di daerah tersebut.
Dengan kata lain, meski mengaku sebagai putera daerah, sang calon pemimpin seharusnya bukan sosok yang ujug ujug datang (dari luar) hanya pada saat musim pilkada dengan tujuan memenangkan kontestasi untuk menjadi kepala wilayah, dengan tanpa memiliki pengetahuan kewilayahan yang mumpuni.
Sebagai penutup, syarat mutlak yang semestinya melekat pada diri seorang pemimpin adalah, yang bersangkutan haruslah seorang yang anti korupsi dan anti intoleransi. ***